Kisah Jarwo, Nina dan Film Pretty Woman

Kisah Pekerja Seks Komersial (PSK) yang bertemu seorang pelanggan dan kemudian berakhir happy ending dengan pernikahan keduanya tak hanya kita temui dalam dunia fiksi seperti dalam film Pretty Woman. Dalam film tersebut, seorang PSK kelas bawah Vivian yang diperankan oleh Julia Roberts bertemu dengan seorang pelanggan yang tampan dan kaya raya yang diperankan oleh Richard Gere. Akhir kisah film itu happy ending dan keduanya akhirnya menikah dan hidup bahagia.

Cerita hidup Jarwo Susanto dan Nina (nama samaran) mungkin mirip dengan film Pretty Woman. Nina, adalah seorang PSK di sebuah wisma di Dolly, lokalisasi terbesar di Surabaya. Demi cita-cita menghidupi keluarga dan anak semata wayangnya di sebuah desa di Pekalongan, Nina pun terjerumus dalam lembah hitam dunia prostitusi. Saat pertama  bekerja di wisma, hati Nina gundah. Dia bingung. Satu sisi rupiah mengalir deras ke kantongnya. Di sisi lain, dia ingin hidup normal layaknya perempuan pada umumnya. Namun, gundah itu disimpannya rapat-rapat. Nina hanya ingat keluarga dan anaknya yang menggantungkan hidup kepadanya.

Kegundahan hati Nina akhirnya menemui jalan terang sembilan bulan kemudian ketika seorang lelaki bernama Jarwo Susanto bersedia mengambilnya sebagai istri. Dan Nina pun mengucapkan sumpah, bahwa ia akan berhenti dunia prostitusi semenjak resmi menjadi istri Jarwo. Namun, berbeda dengan film Pretty Woman, dimana Richard Gere digambarkan sebagai seorang pelanggan PSK yang tampan dan kaya raya, Jarwo hanyalah seorang penjaja kopi di sebuah warung dekat wisma tempat Nina bekerja.

Meski berlatar belakang sebagai mantan PSK, keluarga Jarwo tidak mempermasalahkan masa lalu Nina. Begitu pula keluarga Nina, yang mau menerima Jarwo apa adanya. Jarwo pun kian hari semakin merasa cinta pada Nina ketika melihat istrinya tersebut rela hidup susah. Padahal, sebelumnya Nina sudah terbiasa mengantongi penghasilan jutaan rupiah dalam sebulan ketika dia masih menjadi PSK.

Sungguh, sebuah sikap ikhlas yang luar biasa ditunjukkan oleh Jarwo, Nina dan keluarganya. Langkah Jarwo yang mau dan berani mengawini Nina, serta mengentasnya dari lembah hitam prostitusi ini diibaratkan oleh budayawan Emha Ainun Najib dalam bukunya "Markesot Bertutur" merupakan satu konteks dengan perbuatan Nabi yang mengantarkan masyarakat kafir dari jurang gelap menuju cahaya Allah.

Masyarakat memang memandang profesi PSK sebagai sebuah profesi yang sangat hina. Namun, dibalik kehinaan profesi mereka, tersimpan sebuah mimpi indah tentang jodoh. Bahwa mereka pun ingin suatu saat bisa berhenti dari prostitusi ketika ada sosok lelaki yang bersedia mengentaskan mereka, menawarkan pada mereka sebuah ikatan suci pernikahan dan membimbing mereka dalam kehidupan yang lebih baik. Jika kita terus-terusan memandang kehinaan mereka tanpa menawarkan sebuah solusi yang tepat, kapan mereka bisa berkesempatan mendapatkan kehidupan yang lebih baik?
Kisah Jarwo, Nina dan Film Pretty Woman Kisah Jarwo, Nina dan Film Pretty Woman Reviewed by Himam Miladi on May 01, 2014 Rating: 5

No comments:

Terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini

Powered by Blogger.