Jika sudah muncul iklan sirup Marjan di televisi, itu tandanya Ramadan sudah dekat.
Iklan dari produk minuman ini memang khas. Ia tidak muncul setiap
waktu. Namun, bila ia sudah tayang di media televisi, kemunculannya ini selalu
menjadi pertanda lahir akan datangnya bulan yang penuh kemuliaan. Bulan
Ramadan, bulan penuh hikmah, berkah dan kebaikan.
Bulan yang paling dinantikan umat Islam seluruh dunia. Bulan yang
kedatangannya sudah dirindukan, disambut dengan penuh suka cita. Ucapan selamat
datang untuk Ramadan pun hilir mudik di berbagai media. Marhaban Ya Ramadan.
Selamat datang wahai Ramadan.
Mengapa harus Marhaban? Jika hendak mengatakan selamat datang dalam
bahasa Arab, bukankah ada ucapan Ahlan wa Sahlan?
Perbedaan Marhaban dan Ahlan Wa Sahlan
Memang benar. Dalam bahasa Arab, kata selamat datang bisa diucapkan
dengan perkataan Marhaban, atau Ahlan wa Sahlan. Dalam bukunya Lentera Hati:
Kisah dan Hikmah Kehidupan (Penerbit Mizan, 1994), Quraish Shihab menjelaskan
perbedaan kata Marhaban dan Ahlan wa Sahlan serta alasan penggunaannya
mendahului kata Ramadan.
Kata Marhaban, yang sudah diserap KBBI, diartikan sebagai “kata
seru untuk menyambut atau menghormati tamu (yang berarti selamat datang)”.
Sedangkan Ahlan wa Sahlan, yang belum terserap dalam KBBI, jika diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia juga memiliki arti selamat datang. Tapi, dilihat dari
etimologinya, Marhaban dan Ahlan Wa Sahlan memiliki perbedaan yang mendasar.
Frasa Ahlan wa Sahlan dibentuk dari dua kata, yakni; Ahlan yang
berakar dari kata ahl yang berarti
“keluarga”, dan sahlan yang berakar dari kata sahl yang berarti “mudah” (sahl
juga berarti “dataran rendah” karena mudah dilalui oleh para pejalan kaki,
tidak seperti tanjakan tinggi). Ahlan wa sahlan adalah ungkapan selamat datang
yang di celahnya tersirat arti “(Anda berada di tengah) keluarga dan (kemanapun
anda melangkahkan kaki anda akan) dimudahkan (oleh keluarga yang menjadi tuan
rumah)”.
Sedangkan Marhaban dibentuk oleh kata rahb yang berarti “luas atau
lapang”. Dari akar kata yang sama muncul kata rahiba yang
artinya selamat datang dan rahbat yang bisa berarti “ruangan luas untuk
kendaraan, untuk memperoleh perbaikan atau kebutuhan pengendara guna
melanjutkan perjalanan.” Sehingga kata Marhaban secara etimologi literalnya
bisa dimaknai ungkapan selamat datang pada tamu yang disambut dan diterima
dengan dada yang lapang, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya ruangan
yang luas untuk melakukan apa saja yang diinginkannya.
Melihat makna dan pengertian dua kata tersebut, para ulama
terdahulu menggunakan kata Marhaban daripada kata Ahlan wa Sahlan karena lebih
tepat dan lebih tersambung apabila digabungkan. Maka kalimat Marhaban Ya
Ramadan memiliki makna “kami menyambutmu (Ramadan) dengan penuh kegembiraan dan
kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja,
yang berkaitan dengan upaya mengasah dan mengasuh jiwa kami.”
Lailatul Qadr, Tamu Agung di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan memang harus disambut dengan gembira. Karena di bulan
Ramadan, ada Tamu Agung yang kebaikan dan kemuliaan yang dibawanya tidak
mungkin akan diraih kecuali oleh orang-orang tertentu saja. Orang-orang yang
sudah mempersiapkan diri sejak dini untuk menyambutnya.
Tamu Agung itu adalah malam Lailatul Qadr, malam yang kemuliaannya
senilai seribu bulan. Hanya orang-orang yang sudah mencapai satu tingkat
kesadaran dan kesucian, hasil dari pencapaian puasa Ramadan yang sudah
dilakukannya, mereka lah yang bisa menjumpai Lailatul Qadr.
Apabila jiwa telah siap, kesadaran telah mulai bersemi dan Lailatul
Qadr datang menemui, maka malam kehadirannya menjadi saat Qadr, saat yang
paling menentukan bagi perjalanan hidupnya di masa-masa mendatang. Bagi yang
bersangkutan, saat itu adalah titik tolak guna meraih kejayaan dan kemuliaan
hidup di dunia dan di akhirat kelak.
Karya Besar Umat Islam di Bulan Ramadan
Bulan Ramadan memang harus disambut dengan gembira. Karena di bulan
ini tersimpan jejak karya besar Rasulullah dan kejayaan Islam. Di bulan Ramadan
Rasulullah dan pasukan para sahabatnya meraih kemenangan dalam Perang Badar. Di
bulan Ramadan Rasulullah bersama para Muhajirin dan Anshar berhasil menguasai
kota Makkah.
Demikian pula umat islam sepeninggal Rasulullah dan para
sahabatnya, banyak menorehkan jejak sejarah kemenangan dan kegemilangan di
masing-masing jamannya. Kemenangan di Andalusia (Spanyol), kemenangan
menghadapi Perang Salib, kemenangan melawan bala tentara Tartar, ini semua
hanya beberapa contoh sejarah gemilang yang berhasil ditorehkan umat Islam di
bulan Ramadan.
Bila ditarik pada batas negara kita, Indonesia, banyak pula
peristiwa penting yang menggembirakan terjadi di bulan Ramadan. Salah satunya
adalah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, yang tercapai pada bulan Ramadan.
Marhaban Ya Ramadan, Ahlan Wa Sahlan Presiden Baru
Dalam konteks kekinian, bulan Ramadan pada tahun ini juga harus
kita sambut dengan penuh kegembiraan. Di bulan Ramadan tahun ini, Rakyat
Indonesia akan memiliki pemimpin baru, presiden baru!
Kontestasi politik yang sudah kita lalu dengan segala jerih
payahnya, hingga mengorbankan begitu banyak nyawa, kita harapkan bisa
menghasilkan pemimpin yang benar-benar membawa amanah. Kita harapkan bisa
menghasilkan pemimpin yang benar-benar mencerminkan keinginan dan harapan rakyatnya.
Dalam suasana Ramadan, bulan penuh hikmah dan keberkahan, patutlah
apabila kita menyambut pemimpin terpilih nanti dengan dengan hati yang lapang. Dengan
dada yang terbuka luas agar pemimpin terpilih ini bisa melakukan tugas dan
kewajibannya dengan baik, dalam kaitannya dengan upaya menyejahterakan seluruh
rakyat yang dipimpinnya.
Sebagaimana kita menyambut Ramadan dengan kata Marhaban, maka
terhadap pemimpin baru nanti, terhadap presiden baru yang sudah disahkan secara
konstitusional nanti, layak pula kita ucapkan Ahlan wa Sahlan:
“Selamat datang pemimpin baru, Anda berada di tengah keluarga, dan
kemanapun anda melangkahkan kaki, semoga anda akan dimudahkan oleh kami, keluarga
yang menjadi tuan rumah dalam upaya menyejahterakan dan memakmurkan rakyat
Indonesia”.
Sumber: Kompasiana
Marhaban Ya Ramadan, Ahlan Wa Sahlan Presiden Baru
Reviewed by Himam Miladi
on
May 03, 2019
Rating:
No comments:
Terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini