Tunggulah Orang yang Bisa Membuat Cinta Itu Mudah


Pagi itu ketika aku sedang gundah oleh hal yang selalu terjadi berulang kali, dengan kebetulan sebuah kalimat mampir di penghujung mataku, ketika aku nyaris menutup halaman tersebut.

"Menikahi orang yang dicintai itu mudah. Mencintai orang yang sudah dinikahi itu perjuangan..."

cinta itu mudah
ilustrasi cinta itu mudah (gambar diolah dari Canva)


Nasehat itu seperti menghantam kepalaku, membuatku tersadar akan kesalahan persepsi tentang cinta yang selama ini aku yakini.

Untuk waktu yang sangat lama, aku berasumsi bahwa hubungan terkuat adalah hubungan yang penuh konflik. Bagaimana tidak, konflik adalah fokus utama dari setiap komedi romantis yang kutonton, setiap novel roman yang kubaca, setiap acara TV yang kulihat, setiap kisah dramatis yang kusaksikan, hingga setiap bagian pemikiran kupelajari. Semuanya berpusat pada drama dan konflik.

Karena asumsi ini pula aku jadi meyakini bahwa jenis cinta yang pantas dimiliki itu adalah cinta yang kacau dan tidak konsisten. Aku seperti termakan omongan orang bahwa cinta tanpa konflik, tanpa pertengkaran bagai sayur tanpa garam. Rasanya hambar.

Semakin menderita seseorang karena cinta, kata orang itu tanda cintanya sejati. Seolah-olah cinta itu harus menjadi komplikasi utama dalam hidup.

Setelah menikah, kita selalu memandang konflik yang terjadi adalah bumbu penyedap hubungan. Kita seolah “dipaksa” untuk memaklumi setiap pertengkaran yang terjadi dan mencari pembenaran untuk setiap pertempuran dengan pasangan.

Lha, kalau demi cinta kita harus menderita, buat apa cinta harus diperjuangkan. Bukankah semestinya cinta itu mendatangkan kebahagiaan?

Nasehat dari buku itu menyadarkan diriku, bahwa cinta yang tepat itu harusnya tidak terpusat pada konflik. Cinta yang tepat itu terpusat pada harmoni. Bagaimana kita bisa saling memahami satu sama lain.

Rasanya seperti ketika kita bisa duduk berdua membaca buku terpisah dalam keheningan yang nyaman dan tenang. Rasanya seperti ketika bepergian bersama, lalu bercakap-cakap mengalir hingga menghilang dengan sendirinya seiring jarak yang terlewati.

Cinta yang tepat itu adalah cinta yang terasa mudah. Bukan menyulitkan hidup kita.

Cinta yang mudah itu saling memfasilitasi pertumbuhan satu sama lain. Saling mendukung melalui tantangan hidup. Saling memunculkan yang terbaik dan bekerja melalui yang terburuk sebagai sebuah tim.

Memang, dalam hubungan apa pun, konflik pasti akan muncul. Apalagi ketika sudah menikah. Seperti yang dikatakan orang, inilah perjalanan hidup yang sebenarnya.

A successful marriage requires falling in love many times, always with the same person ~ Mignon McLaughlin

Benar kiranya yang dikatakan Mclaughlin tersebut. Keberhasilan sebuah pernikahan membutuhkan jatuh cinta yang berulang kali, selalu jatuh cinta kepada orang yang sama.

Dan untuk bisa jatuh cinta berulang kali pada orang yang sama, yang kita butuhkan hanya orang yang bisa membuat cinta itu terasa mudah. Orang yang menjadikan konflik hanya sekedar batu sandungan, bukan pertengkaran yang berkelanjutan. Orang yang ingin melalui konflik secara adil, dan bukannya berjuang demi egonya sendiri.

Tunggulah Orang yang Bisa Membuat Cinta Itu Mudah Tunggulah Orang yang Bisa Membuat Cinta Itu Mudah Reviewed by Himam Miladi on January 08, 2020 Rating: 5

No comments:

Terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini

Powered by Blogger.