“Mbak kalau nawar jangan keterlaluan dong!”
Dua orang mahasiswi yang tengah menawar sebuah buku diktat kuliah
di sebuah kios pasar buku bekas ditegur oleh pemuda yang menjaga kios buku. Mahasiswi
pertama terlihat menahan cemberut. Sementara temannya dengan masih tetap
tersenyum ramah meminta maaf.
“Iya Mas, mohon maaf. Kami tadi cuma pingin menawar harga buku
ini.”
“Iya saya tahu. Mbaknya mahasiswi. Mungkin uang belanja bukunya
terbatas. Tapi kalau nawar ya jangan keterlaluan. Saya jualan kan juga ingin
untung Mbak. Nawarnya jangan terlalu anjlok gitu dong. Gak malu apa Mbak nawar
semurah itu?” si penjual berkomentar panjang lebar dengan nada ketus dan
jengkel.
“Iya Mas, mohon maaf sekali lagi. Kalau memang tidak boleh ya kami
coba cari ke tempat lain saja. Permisi Mas.”
Kedua mahasiswi itu pun berlalu dan melangkah ke luar pasar.
“Huh, sebel aku sama penjual yang di kios tadi. Mestinya kan bisa
ngomong lebih halus lagi. Gak pake nada ketus dan mata mendelik gitu,” ujar
Rina saat ia bersama Nisa sedang istirahat di sebuah warung makan. Raut
kejengkelan masih membayang di wajahnya.
Nisa tidak menanggapi kekesalan Rina. Dia hanya tersenyum dan
mengelengkan kepala.
“Nis, kamu kok malah tersenyum terus sih. Memangnya kamu gak sebel
ya diperlakukan kayak gitu?”
“Kenapa harus sebel Rin?” jawab Nisa.
“Ya kan dia gak sopan banget Nis. Mbok iya ngomongnya itu
dilembutin dikit.”
“Ya itu masalah dia sendiri. Mau bad mood, kek, gak sopan kek,
pelayanannya buruk atau apalah, itu gak ada kaitannya dengan aku.”
“Gak ada kaitannya gimana maksudmu?” tanya Rina heran.
Dengan sabar, Nisa menjelaskan pada temannya yang tengah sewot.
“Gini loh Rin. Apa yang dilakukan si penjual tadi tidak ada
pengaruhnya dengan diriku. Jika aku ikut merasa sebal atau jengkel, itu artinya
aku membiarkan orang tadi mengatur dan mempengaruhi hidupku. Mengapa aku harus
mengijinkan dia menentukan caraku dalam bertindak? Mau dia marah-marah kek, itu
urusannya. Apa yang aku lakukan setelahnya, ya aku sendiri yang menentukan.”
Rina terdiam mendengarkan. Dalam hati, dia membenarkan apa yang
sudah dijelaskan oleh Nisa. Di satu sisi, dia juga heran sekaligus salut pada
sahabatnya ini. Selama bergaul akrab dengan Nisa, Rina merasa tingkah laku
sahabatnya ini seolah berbeda dengan orang-orang lainnya.
“Aku juga tidak menyalahkan sikapmu tadi kok Rin. Merasa sebal dan
jengkel dengan perlakuan yang tidak sopan. Itu wajar. Dulu aku juga sering
begitu.”
Diminumnya es teh yang dari tadi cuma diaduk-aduk saja. Nisa
kemudian menjelaskan lagi,
“Rin, seringkali tindakan kita kerap dipengaruhi oleh tindakan
orang lain kepada kita. Kalau mereka melakukan hal yang buruk, kita akan
membalasnya dengan hal yang lebih buruk lagi. Kalau mereka tidak sopan, kita
akan lebih tidak sopan lagi. Kalau orang lain pelit terhadap kita, kita yang
semula pemurah tiba-tiba jadi sedemikian pelit kalau harus berurusan dengan
orang itu. Benar gak?”
“Iya sih. Tapi kamu kok bisa sabar dan gak mudah terpengaruh gitu
Nis? Kalau aku...huh udah aku omelin habis si penjual tadi, hihihi.”
Tawa Rina akhirnya lepas juga. Selubung awan gelap yang tadi
hinggap di wajahnya perlahan memudar.
Mau tak mau Nisa ikut tertawa juga. Sahabatnya ini pada dasarnya
periang. Entah kenapa hari ini moodnya mendadak berubah.
“Aku gak selalu bisa sesabar itu Rin. Tadi udah sempat mangkel juga
sih. Cuma lantas aku mikir, mengapa aku harus terpengaruh sama orang ini? Toh
dia gak mengganggu atau menghina kita. Jangan biarkan sikap buruk orang lain
kepada kita menentukan cara kita bertindak. Misalnya kita tadi menanggapi
omelannya dengan emosi yang sama, apa yang kita dapat? Malu Rin, dilihat orang
satu pasar. Mau kayak gitu?”
“Ya nggak lah Nis. Nanti kalau ada yang merekam, terus viral, apa
kata Emak di kampung?” keduanya lalu tertawa bersama.
Jangan Biarkan Mereka Mengatur Kita
Reviewed by Himam Miladi
on
January 26, 2019
Rating:
numpang share ya min ^^
ReplyDeleteHayyy guys...
sedang bosan di rumah tanpa ada yang bisa di kerjakan
dari pada bosan hanya duduk sambil nonton tv sebaiknya segera bergabung dengan kami
di DEWAPK agen terpercaya di add ya pin bb kami D87604A1 di tunggu lo ^_^
Ok Boomer!!
Delete