Mengucap Basmalah adalah pelajaran agama pertama yang kita peroleh.
Bahkan sebelum kita diajarkan mengucap kalimat syahadat.
Mengapa orang tua kita lebih dulu mengajarkan ucapan basmalah
daripada kalimat syahadat? Padahal kalimat syahadat itu justru rukun Islam yang
pertama. Kalimat syahadat adalah identitas resmi kita sebagai seorang muslim.
Ucapan basmalah, yakni Bismillahirrahmanirrahiim, atau sering
disingkat Bismillah saja, dari sisi pelafalan lebih mudah diucapkan dan lebih
mudah diingat. Seorang balita yang baru bisa belajar bicara juga mudah untuk
mengucapkan Bismillah.
Namun, lebih dari sekedar kemudahan pelafalan, ucapan Basmalah
adalah pelajaran pertama kita tentang arti tauhid dan keimanan. Sebelum kita
melangkah ke pelajaran berikutnya yang lebih kompleks, yakni penyaksian
(syahadat).
Islam menuntun kita untuk selalu mengucap basmalah sebelum
melakukan segala aktivitas. Kata Bi, yang diterjemahkan menjadi “dengan/demi”
oleh para ulama dikaitkan dengan kata “memulai”. Sehingga siapapun yang
mengucap basmalah pada hakekatnya berkata “Dengan (demi) Allah aku memulai
(aktivitas/pekerjaan ini).”
Kata Bi juga dikaitkan dengan “kekuasaan dan pertolongan”. Dengan
mengucap basmalah, hakekatnya kita menyadari bahwa apapun pekerjaan/aktivitas
yang kita lakukan tersebut sepenuhnya terlaksana atas kodrat
(kekuasaan/pertolongan) Allah.
Ucapan basmalah tersebut juga mengandung makna permohonan, bahwa
kita memohon pada Allah agar pekerjaan kita bisa terselesaikan dengan lancar
dan memberi hasil yang sempurna atau sesuai keinginan kita. Dengan permohonan
itu, dalam jiwa kita tertanam suatu bentuk pelemahan diri di hadapan Allah SWT.
Namun di waktu yang sama pula, saat mengucap basmalah kita menanamkan
rasa percaya diri dan sikap optimis. Bahwa pekerjaan kita, atas pertolongan dan
kekuasaan Allah semata sebagai sumber kekuatan akan terlaksana dengan baik. Dan
apabila pekerjaan itu dilakukan atas bantuan Allah maka ia akan memberi hasil
yang sempurna, indah, baik dan benar karena sifat-sifat Allah yang Maha
Sempurna membekas/meninggalkan jejak pada pekerjaan yang kita lakukan.
Dalam ucapan basmalah, ada dua sifat Allah yang ditekankan, yakni
Ar Rahman dan Ar Rahim. Ar Rahman – Maha Penyayang – adalah curahan rahmat
Allah pada setiap makhluknya. Sifat Maha Penyayang Allah ini dicurahkan pada
siapapun juga makhluk yang ada di alam semesta ini, termasuk manusia (baik
mukmin atau kafir). Sedangkan Ar Rahim – Maha Pengasih – adalah curahan Rahmat
Allah kepada mereka yang beriman yang akan diberikanNya kelak di akhirat.
Dengan ucapan basmalah tersebut, Allah menghendaki agar seluruh
sikap dan perbuatan kita selalu diwarnai oleh curahan rahmat dan kasih sayang.
Kedua sifat Allah ini tak hanya ditanamkan pada manusia semata, melainkan juga
untuk semua makhluk Allah, yang bernyawa atau tidak bernyawa sekalipun.
Ucapan basmalah adalah pelajaran tauhid yang penting dan paling
pertama kita terima. Sayangnya, seiring bertambahnya usia kita, bertambah lupa
pula kita pada pelajaran ini. Seberapa banyak dan seberapa sering kita mengucap
basmalah sebelum melakukan segala aktivitas?
Yang paling mudah dan paling
sering kita lakukan hanya saat sebelum makan saja bukan? Selebihnya, kita
bahkan tak ingat dan tak pernah mengucap basmalah. Kita lupakan begitu saja
pelajaran dan tuntunan yang pernah kita terima sewaktu kita masih kecil ini.
Seandainya kita menyadari, betapa dengan mengucap basmalah, setiap
pekerjaan kita akan terlaksana dengan lancar dan baik. Menghasilkan output yang
baik pula bagi kita dan tidak akan mengakibatkan kerugian bagi orang lain.
Dengan mengucap basmalah, kita telah membentengi diri dan pekerjaan kita dari
godaan nafsu dan ambisi pribadi.
Dengan mengucap basmalah saat kita mulai menulis, percayalah apa
yang kita tuliskan itu akan menjadi indah dan benar. Bukan semata menurutkan
hawa nafsu untuk menuliskan hoaks dan fitnah. Curahan kasih sayang yang kita
tanamkan melalui ucapan basmalah itu akan membuat tulisan kita menjadi
bermanfaat bagi yang membacanya. Memberi inspirasi, pengetahuan atau informasi
yang dibutuhkan pembaca.
Dengan mengucap basmalah, hitung-hitungan kita akan menjadi benar
dan tidak salah dalam memasukkan angka. Salah dan sangat keliru jika sampai ada
yang beranggapan, “dua tambah dua sudah pasti sama dengan empat, baik itu
didahului ucapan basmalah atau tidak.”
Dua tambah dua memang sama dengan empat. Namun jika didahului
dengan ucapan basmalah, jumlah itu setidaknya diucapkan dengan indah dan baik.
Lain halnya bila tidak mengucap basmalah, bisa jadi hasil sebenarnya yang
tercatat adalah empat, tapi dalam kenyataannya yang diucapkan adalah tiga.
Karena yang satu tercecer atau terselip di saku si penjumlah yang enggan
mengucap basmalah.
Mengucap Basmalah, Pelajaran Agama Pertama Yang Sering Kita Lupakan
Reviewed by Himam Miladi
on
July 19, 2019
Rating:

No comments:
Terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini