ilustrasi |
Jengkel nggak rasanya saat kita sholat di masjid, berusaha untuk
khusyuk dan konsentrasi pada ibadah kita, tiba-tiba terdengar nada dering ponsel
yang berbunyi keras?
Kalau saya sih jengkel banget. Pingin rasanya menegur keras orang
yang tidak mematikan nada dering ponsel miliknya, sekalipun orang tersebut
mungkin lupa.
Bukan karena saya tidak mau memaafkan kelupaan si pemilik
handphone. Tapi dengan membiarkan ponselnya tetap menyala dan berbunyi saat
sedang berada di masjid, dia sudah menghalangi hak saya dan Muslim lain yang
sedang sholat berjamaah.
Orang yang tidak menghiraukan himbauan untuk mematikan ponsel saat
sholat di masjid itu sama dengan menghalangi hak saudara muslimnya untuk bisa
beribadah dengan tenang dan khusyuk di dalam masjid.
Apa susahnya sih mematikan ponsel sebentar saat kita sedang sholat
di masjid? Apakah jika ponselnya dimatikan terus jadi khawatir ketinggalan
informasi penting tertentu? Lagipula, apakah kita juga bisa khusyuk dan tenang
beribadah jika ponsel yang tidak kita matikan tersebut tiba-tiba berdering?
Tentu tidak kan?
Sementara Allah memerintahkan kita sholat itu dalam keadaan yang
khusyuk, tenang dan sempurna. Hampir semua ayat tentang perintah sholat itu
diawali dengan kata aqimu. Menurut Imam Al Qurthuby dikutip dari penjelasan
Quraish Shihab, kata aqimu berarti bersinambung dan sempurna.
Artinya, Allah
memerintahkan setiap muslim untuk sholat dan “melaksanakannya dengan baik, khusyuk dan bersinambung sesuai
dengan syarat rukun dan sunnahnya.” Nah, bagaimana kita bisa khusyuk dalam
ibadah sholat kita apabila ada bunyi-bunyian yang mengganggu konsentrasi ibadah
sholat kita?
Kita memang tidak tahu apa motif orang yang tidak mematikan
ponselnya saat sholat di masjid. Padahal, di masjid tidak kurang tertempel
stiker himbauan untuk mematikan ponsel yang ditempel di pintu depan atau
dinding dan pilar. Tak kurang pula imam sholat selalu mengingatkan jamaahnya
untuk menonaktifkan, atau mematikan nada dering ponsel selama sholat.
Toh tetap saja ada yang “bandel”, entah karena lupa atau memang
meremehkan himbauan tersebut. Mungkin dipikirannya, “Ah, sholatnya kan cuma
sebentar. Lagian juga gak ada yang nelpon kok.”
Bagi orang yang meremehkan himbauan untuk mematikan ponsel selama
sholat di masjid, ketahuilah bahwa itu artinya dia meremehkan aturan protokoler
yang ditetapkan Allah selaku tuan rumah. Bukankah setiap masjid adalah rumah
Allah?
Ibaratnya kita sedang bertamu ke rumah seseorang, dan ada aturan
tertentu yang sudah ditetapkan tuan rumah tersebut bagi setiap orang yang
berkunjung ke rumahnya. Sebagai tamu yang baik, tentunya kita menghormati
aturan dari tuan rumah tersebut bukan?
Ibaratnya lagi, ketika kita hendak menghadiri acara open house
presiden di Istana Negara. Ada aturan dan protokoler yang sudah ditetapkan bagi
setiap tamu atau pengunjung. Apakah lantas kita berani melanggar aturan dan
protokoler tersebut? Bagi tuan rumahnya, tentu saja sangat menjengkelkan
apabila ada tamu yang datang menghadap mengabaikan tata krama dan peraturan
protokoler.
Begitu pula saat kita beribadah di masjid, bertamu ke rumah Allah.
Ada aturan dan protokoler tertentu yang harus kita patuhi. Salah satunya adalah
tidak mengganggu orang lain yang sedang beribadah juga di sana. Dan bunyi dari
nada dering ponsel kita itu termasuk kategori gangguan.
Lebih dari itu, orang yang tidak mematikan nada dering ponselnya
bisa dianggap meremehkan dan menghalangi hak Tuhannya. Iya kan? Adalah hak dari
Allah selaku tuan rumah untuk mendapat penghormatan penuh dari setiap hamba-Nya
yang sedang beribadah dan meminta sesuatu kepada-Nya.
Seorang muslim dalam sholatnya menghimpun segala bentuk dan cara pengakuan, penghormatan dan pengagungan yang dikenal umat manusia kepada Tuhannya. Di dalam sholat, ada “isyarat penghormatan dengan tangan, berdiri tegak, menunduk, rukuk, sujud, puji-pujian, doa dan harapan.”
Maka, jangan salahkan Tuhan jika saat kita menghadap, berdoa dan
meminta pertolongan kepada-Nya, Tuhan mengabaikan doa dan permintaan kita
tersebut. Lha wong kita sendiri yang tidak menghormati Tuhan. Kita sendiri yang
mengabaikan protokoler atau tata cara menghadap kepada Tuhan dengan baik, hanya
karena kita lebih mementingkan ponsel.
Sumber: Kompasiana
Apa Susahnya Mematikan Ponsel Saat Sholat di Masjid?
Reviewed by Himam Miladi
on
July 03, 2019
Rating:
No comments:
Terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini