Allah meminta kita untuk menginfakkan harta yang terbaik (pixabay) |
Mungkin
ini jarang terjadi, namun kali ini benar-benar terjadi!
Setelah
shalat Ashar, seorang ibu mendatangi kantor takmir, lalu tanpa pikir panjang
ibu ini mengeluarkan sebuah kalung emas dan berkata, Saya ingin menginfakkan
kalung emas ini!
Masyaallah!
Biasanya, orang berinfak dengan uang tunai. Tapi kali ini seorang ibu muda
menginfakkan perhiasan emasnya. Kami yang saat itu sedang berada di kantor
takmir sampai bengong sejenak, tidak bisa berkata apa-apa.
Kebanyakan
kita enggan melepaskan barang-barang yang kita sayangi. Coba lihat dan
pikirkan, betapa banyak barang-barang di rumah yang kita biarkan tidak
terpakai, dengan alasan barang-barang tersebut adalah barang-barang kesayangan,
dengan beribu alasan!
Ini
masih muat kok!
Aduh,
ini kan baju kenangan!
Sepatu
model ini kan masih tren!
Jangan
dong, tupperware beli mahal-mahal kok mau dikasihkan orang!
Ingat,
simpanan-simpanan itu akan ada hisabnya di hari kemudian.
Simpanan
sarung yang tidak terpakai, baju-baju yang mulai kekecilan, celana yang sudah
tidak muat lagi di pinggang. Simpanan toples tupperware yang menumpuk di
kardus, masih terbungkus plastik, tak pernah dipakai dan tak ada rencana
dipakai.
Ada
lagi sajadah-sajadah yang teronggok begitu saja di dasar lemari. Ada beberapa set piring dan gelas hadiah
pernikahan, yang sampai sekarang pun masih belum pernah digunakan.
Ada
ini ada itu, daftarnya bisa sangat panjang.
Yah,
manusia memang tak bisa lepas dari nafsu. Semua yang kita miliki, kita beli dan
kita simpan ini berawal dari nafsu. Ingin punya ini, tak mau kalah dengan
tetangga atau saudara yang sudah punya barang itu, begitu seterusnya.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ
وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ
وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذٰلِكَ مَتَاعُ
الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ۗوَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ
Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap
apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang
bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik. (QS Ali Imran, 3: 14)
Padahal,
apa yang kita miliki di dunia ini tak bisa kita bawa pulang ke kampung abadi.
Yang kita pakai sekarang dan kita sedekahkan itulah harta kita yang sebenarnya,
yang bermanfaat.
Yang
simpanan dan koleksi-koleksi, mereka semua akan dihisab, diminta pertanggung
jawabannya. Dari mana kita memperoleh, dan untuk apa barang koleksi itu kita
gunakan.
يَّوْمَ يُحْمٰى عَلَيْهَا فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوٰى
بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوْبُهُمْ وَظُهُوْرُهُمْۗ هٰذَا مَا كَنَزْتُمْ
لِاَنْفُسِكُمْ فَذُوْقُوْا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُوْنَ
(ingatlah)
pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka jahanam. Lalu dengan
itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka (seraya dikatakan) kepada
mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri. Maka
rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (QS At-Taubah, 9: 35)
Dalam
berinfak atau bersedekah, Allah menganjurkan kita untuk berinfak, baik di waktu
lapang maupun di waktu sempit (ketika kaya maupun miskin).
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ
(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun
sempit (QS Ali Imran, 3: 134)
Begitu
pula dengan harta yang kita infakkan, Allah meminta kita untuk menginfakkan
harta yang terbaik.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ
مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا
الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ
تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata (enggan)
terhadapnya. Dan ketahuilah bahwa Allah Mahakaya, Maha Terpuji. (QS Al-Baqarah,
2: 267)
Syekh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Tafsir Al-Munir menyatakan
bahwa tema ayat ini adalah kewajiban memilih harta yang baik ketika hendak
berinfak di jalan Allah, baik infak tersebut berupa zakat wajib maupun sedekah
sunnah. Karena tujuannya adalah mendekatkan diri kepada Allah dan menabung
pahala dengan beramal baik. Tujuan ini tidak bisa diraih kecuali jika harta
yang diinfakkan adalah harta yang baik pula.
Sekarang, mari kita pikirkan kembali, seberapa sering kita
menginfakkan harta kita yang terbaik?
Yang sering adalah, kita menginfakkan harta-harta tersisa.
Kalau ada pengumpulan sumbangan untuk korban bencana alam misalnya, yang kita
sumbangkan adalah baju-baju bekas! Sekalipun itu masih layak pakai, namun tetap
saja bekas kita pakai!
Sebab kita enggan berinfak yang terbaik adalah karena setan
terus membisikkan ke dalam hati kita akan kemiskinan.
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ
بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ
وَاسِعٌ عَلِيْمٌ
Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan
menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan
karunia-Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui. (QS Al-Baqarah, 2:
268)
Jangan takut berinfak dengan harta terbaik. Allah menjanjikan
kepada kita, bahwa setiap harta yang kita infakkan hakikatnya adalah untuk
kebaikan diri kita sendiri. Dan kita tidak akan rugi karenanya.
وَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ فَلِاَنْفُسِكُمْ ۗوَمَا
تُنْفِقُوْنَ اِلَّا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ اللّٰهِ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ خَيْرٍ
يُّوَفَّ اِلَيْكُمْ وَاَنْتُمْ لَا تُظْلَمُوْنَ
Apa pun harta yang kamu infakkan, maka (kebaikannya) untuk
dirimu sendiri. Dan janganlah kamu berinfak melainkan karena mencari rida
Allah. Dan apa pun harta yang kamu infakkan, niscaya kamu akan diberi (pahala)
secara penuh dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan). (QS Al-Baqarah, 2: 272).
Ingatlah, sedekah
menghapuskan dosa, sebagaimana air mematikan api.
No comments:
Terima kasih sudah meninggalkan komentar di artikel ini